Kamis, 03 Mei 2018

KOMPAS


A. KOMPETENSI INTI GURU

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran Peralatan Navigasi

B. KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

1. Mendemontrasikan peralatan-peralatan Navigasi Konvensional untuk pelayaran.
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Menerapkan kompas dan sistem  kemudi.

D. MATERI

Kompas atau yang biasa disebut pedoman merupakan alat yang penting di kapal yang digunakan untuk menentukan arah haluan kapal dan menentukan baringan atas benda-benda yang digunakan untuk menentukan posisi kapal.
Pada dasarnya pedoman dibedakan atas 2 macam, yaitu: Pedoman Magnet dan pedoman gasing.

1. Sifat-sifat jarum magnit

a.    Mempunyai gaya tarik terhadap baja dan besi.
b.    Gaya tarik terkuat terdapat di ujung jarum yang disebut kutup.
c.    Jika jarum magnit berputar bebas, maka poros magnit mengarah ke utara – selatan magnit. 
d.    Jika dua magnit dapat saling mempengaruhi, maka kutub yang senama akan saling tolak menolak satu sama lain, sedangkan kutub-kutub yang tidak senama saling tarik menarik satu sama lain.
e.    Pengaruh dari suatu magnit terhadap jarum magnit yang lain diatur oleh hukum coulom.
K = m x m
               R2
            
            M =kekuatan kutub
                         R  = Jarak



2. Berdasarkan konstruksinya atau pembuatannya, pedoman di bagi menjadi: 
a. Pedoman kering  Terdiri dari:
1)      Ketel
2)      Tutup Kaca
3)      Kaca baur
4)      Pena (semat)
5)      Ujung semat dilengkapi logam iridium
6)      Sungkup dari Aluminium
7)      Batu nilam dalam sungkup
8)      Pinggiran dari Aluminium
9)      Benang Sutera
10)  Batang Magnit.
11)Kertas tempat melukis surat- surat/ derajat-derajat
12)  Tempat titik putar pesawat baring
13)  Tanduk penggantung 
                            
                            
                                Gambar. 3.1. Pedoman kering

Piringan Pedoman Kering

Piringan pedoman terdiri dari atas beberapa jarum magnit yang digantungkan di bawah piringan, pinggirannya dari aluminium atau bahan yang ringan. Di tengahtengahnya piringan ditempatkan sebuah sungkup. Pada pinggir piringan dan sungkup dibuat lubang kecil-kecil untuk memasang benang-benang sutera. Diatas benang-benang yang meng-hubungkan pinggir dan sungkup dipasang kain sutera atau kertas yang tepat terbangun lingkaran, atas mana terdapat pembagian – pembagian dalam derajat dan surat.
  
                                    Gambar. 3.2. Piringan pedoman

b. Pedoman Basah


Pedoman ini dibuat lebih kuat dan ketelnya diisi campuran alkohol ( 16 % s/d 25 % ) dan air sulingan ( 84 % s/d 75 % ) yang berguna untuk meredam gerakan dan getaran yang dapat menpengaruhi pedoman. Dengan diisi alkohol maka pedoman dapat digunakan pada suhu rendah, tetapi perlu dicampur dengan air, sebab alkohol yang murni memakan cat ketel dan piringan. Oleh sebab itu cat ketel dan piringan menggunakan cat khusus.
Untuk mempertinggi tahan getaran dan goncangan serta stabilitas dari pada piringan pedoman ini, dipasang dua atau empat jarum magnet yang agak panjang dan tebal yang dimaksukan dalam bumbung yang dibuat dari kuningan dan ditempatkan di bawah piringan pedoman. Dengan demikian berat seluruh piringan 300 gram, dan untuk mencegah rusaknya ujung semat, dipasang pengapung sehingga berat di atas semat tidak lebih dari pada berat piringan pedoman kering ( 15 s/d 20 gran ) 





 
Gambar.3.3. Pedoman Zat Cair
Keterangan gambar :
a = tutup kaca b = tanduk c = sumbat (sungkup isi) d = pengapung
e = magnet yang berat dimasukan dalam bumbung dari kuningan f = pena (semat)
g  = tromol dari kuningan yang bergaya pegas
h  = jembatan kuningan untuk menyangga sarang semat dengan sematnya i = pemberat y = ketel berisi cairan

Sumbat (sungkup isi)

Untuk menambah air suling ke dalam ketel jika air ketel berkurang,  yang  dapat diketahui dengan adanya gelembung udara di atas zat cair. Cara mengisinya ialah ketel ditahan miring, sumbat diputar keluar dan air dituangkan melalui sumbat, lalu ditutup kembali. Kadang - kadang zat cair tidak berkurang tetapi terjadi gelembung udara. Ini adalah vacum akibat zat yang sifat memuainya berlainan antara isi ketel dan ketelnya. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya pengembunan pada kaca yang menyulitkan pembacaan. Untuk mengatasi hal ini biasanya ada pengisian secara otomatis pada kotak cadangannya.




Pengapung 

Dengan adanya jarum-jarum yang berat dan tebal, maka akan mengakibatkan rusaknya tuntung dari semat. Untuk menghindari hal ini dipasanglah pengapung.

Tromol

Jika suhu naik, cairan dalam ketel mengembang sehingga jika tidak ada tromol yang bergaya pegas, mungkin ketel atau tutup kaca akan rusak.
Jika suhu turun, cairan akan susut sehingga ketel tidak penuh lagi. Dengan adanya tromol yang bergaya pegas itu, maka piringan pedoman akan ikut pula turun naik dan akibatnya penunjukan arah yang salah. Sehingga  jembatan kuningan dipasang dimana semat dipasang diatasnya.

Pemberat
Dibuat dari timbel dan gunanya agar pedoman bergantung lebih stabil.

Kelebihan pedoman magnit basah

1.Momen magnet yang besar
2.Momen perlambatan yang besar menyebabkan stabil yang besar
3.Peredaman yang berguna bagi bantingan benda cair
4. Dapat digunakan di kapal-kapal kecil

Kekurangan pedoman magnit basah

1.Perbaikan sulit
2.Kesukaran ketika menimbal
3.Harga lebih mahal
4.jika terjadi gelembung –gelembung udara maka  pedoman tidak tenang, dan terjadi pengembunan pada tuutup kaca sehingga sukar dibaca.


E. Daftar Pustaka

Setiono       bambang,dkk.2008.    Nautika            kapal   penangkap      ikan.Direktorat            Jenderal pembinaan SMK


Tidak ada komentar:

Posting Komentar