A. KOMPETENSI INTI GURU
Menguasai
materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran
Peralatan Navigasi
B. KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN
1. Mendemontrasikan peralatan-peralatan
Navigasi Konvensional untuk pelayaran.
C. INDIKATOR
PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Menerapkan kompas
dan sistem kemudi.
D. MATERI
Kompas
atau yang biasa disebut pedoman merupakan alat yang penting di kapal yang
digunakan untuk menentukan arah haluan kapal dan menentukan baringan atas
benda-benda yang digunakan untuk menentukan posisi kapal.
Pada dasarnya pedoman
dibedakan atas 2 macam, yaitu: Pedoman Magnet dan pedoman gasing.
1. Sifat-sifat jarum magnit
a. Mempunyai
gaya tarik terhadap baja dan besi.
b. Gaya
tarik terkuat terdapat di ujung jarum yang disebut kutup.
c. Jika
jarum magnit berputar bebas, maka poros magnit mengarah ke utara – selatan
magnit.
d. Jika
dua magnit dapat saling mempengaruhi, maka kutub yang senama akan saling tolak
menolak satu sama lain, sedangkan kutub-kutub yang tidak senama saling tarik
menarik satu sama lain.
e. Pengaruh
dari suatu magnit terhadap jarum magnit yang lain diatur oleh hukum coulom.
K = m x m
R2
M
=kekuatan kutub
R =
Jarak
2. Berdasarkan konstruksinya atau
pembuatannya, pedoman di bagi menjadi:
a. Pedoman kering Terdiri dari:
1) Ketel
2) Tutup
Kaca
3) Kaca
baur
4) Pena
(semat)
5) Ujung
semat dilengkapi logam iridium
6) Sungkup
dari Aluminium
7) Batu
nilam dalam sungkup
8) Pinggiran
dari Aluminium
9) Benang
Sutera
10) Batang
Magnit.
11)Kertas tempat melukis surat-
surat/ derajat-derajat
12) Tempat
titik putar pesawat baring
13) Tanduk
penggantung

Gambar.
3.1. Pedoman kering
Piringan Pedoman Kering
Piringan pedoman
terdiri dari atas beberapa jarum magnit yang digantungkan di bawah piringan,
pinggirannya dari aluminium atau bahan yang ringan. Di tengahtengahnya piringan
ditempatkan sebuah sungkup. Pada pinggir piringan dan sungkup dibuat lubang
kecil-kecil untuk memasang benang-benang sutera. Diatas benang-benang yang
meng-hubungkan pinggir dan sungkup dipasang kain sutera atau kertas yang tepat
terbangun lingkaran, atas mana terdapat pembagian – pembagian dalam derajat dan
surat.

Gambar.
3.2. Piringan pedoman
b. Pedoman Basah
Pedoman
ini dibuat lebih kuat dan ketelnya diisi campuran alkohol ( 16 % s/d 25 % ) dan
air sulingan ( 84 % s/d 75 % ) yang berguna untuk meredam gerakan dan getaran
yang dapat menpengaruhi pedoman. Dengan diisi alkohol maka pedoman dapat
digunakan pada suhu rendah, tetapi perlu dicampur dengan air, sebab alkohol
yang murni memakan cat ketel dan piringan. Oleh sebab itu cat ketel dan
piringan menggunakan cat khusus.
Untuk
mempertinggi tahan getaran dan goncangan serta stabilitas dari pada piringan
pedoman ini, dipasang dua atau empat jarum magnet yang agak panjang dan tebal
yang dimaksukan dalam bumbung yang dibuat dari kuningan dan ditempatkan di
bawah piringan pedoman. Dengan demikian berat seluruh piringan 300 gram, dan
untuk mencegah rusaknya ujung semat, dipasang pengapung sehingga berat di atas
semat tidak lebih dari pada berat piringan pedoman kering ( 15 s/d 20 gran
)

Gambar.3.3. Pedoman Zat
Cair
Keterangan gambar
:
a =
tutup kaca b = tanduk c = sumbat (sungkup isi) d = pengapung
e = magnet yang
berat dimasukan dalam bumbung dari kuningan f = pena (semat)
g
= tromol dari kuningan yang bergaya pegas
h =
jembatan kuningan untuk menyangga sarang semat dengan sematnya i = pemberat y =
ketel berisi cairan
Sumbat (sungkup isi)
Untuk
menambah air suling ke dalam ketel jika air ketel berkurang, yang
dapat diketahui dengan adanya gelembung udara di atas zat cair. Cara
mengisinya ialah ketel ditahan miring, sumbat diputar keluar dan air dituangkan
melalui sumbat, lalu ditutup kembali. Kadang - kadang zat cair tidak berkurang
tetapi terjadi gelembung udara. Ini adalah vacum akibat zat yang sifat
memuainya berlainan antara isi ketel dan ketelnya. Hal ini akan mengakibatkan
terjadinya pengembunan pada kaca yang menyulitkan pembacaan. Untuk mengatasi
hal ini biasanya ada pengisian secara otomatis pada kotak cadangannya.
Pengapung
Dengan adanya
jarum-jarum yang berat dan tebal, maka akan mengakibatkan rusaknya tuntung dari
semat. Untuk menghindari hal ini dipasanglah pengapung.
Tromol
Jika suhu naik, cairan
dalam ketel mengembang sehingga jika tidak ada tromol yang bergaya pegas,
mungkin ketel atau tutup kaca akan rusak.
Jika
suhu turun, cairan akan susut sehingga ketel tidak penuh lagi. Dengan adanya
tromol yang bergaya pegas itu, maka piringan pedoman akan ikut pula turun naik
dan akibatnya penunjukan arah yang salah. Sehingga jembatan kuningan dipasang dimana semat
dipasang diatasnya.
Pemberat
Dibuat dari timbel dan gunanya
agar pedoman bergantung lebih stabil.
Kelebihan pedoman magnit basah
1.Momen magnet yang besar
2.Momen perlambatan yang besar
menyebabkan stabil yang besar
3.Peredaman yang berguna bagi
bantingan benda cair
4. Dapat digunakan di kapal-kapal
kecil
Kekurangan pedoman magnit basah
1.Perbaikan sulit
2.Kesukaran ketika menimbal
3.Harga lebih mahal
4.jika
terjadi gelembung –gelembung udara maka
pedoman tidak tenang, dan terjadi pengembunan pada tuutup kaca sehingga
sukar dibaca.
E. Daftar Pustaka
Setiono bambang,dkk.2008. Nautika kapal penangkap ikan.Direktorat
Jenderal pembinaan SMK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar