A. KOMPETENSI INTI GURU
Menguasai
materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran
Peralatan Navigasi
B. KOMPETENSI GURU
MATA PELAJARAN
1. Mendemontrasikan peralatan-peralatan
Navigasi Elektronik untuk pelayaran.
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Mampu
mengoperasikan Radar dan Arpa sebgai alat bantu bernavigasi dalam menentukan
posisi kapal.
D. MATERI 1. RADAR
Radar,
adalah singkatan dari Radio
Detection And Ranging
(G.J.Sonnenberg,1977).
Artinya, pesawat Radar adalah sebuah alat bantu navigasi yang mampu mendeteksi
suatu obyek tertentu di luar kapal, dan menentukan jarak antara obyek tersebut
ke kapal.
Radar yang digunakan
pada navigasi di laut adalah Radar 3 cm atau Radar X- Band, radar 10 cm atau
radar S-band. Radar 3 cm artinya Radar yang ekerja dengan menggunakan panjang
gelombang sekitar 3 cm dengan frequency kerja antara 9,2- 9,7 GHz.
a. Prinsip Kerja Radar
Transmitter (pesawat pemancar),
memancarkan pulsa-pulsa pendek melalui scanner
yang berputar 360° secara mendatar. Pulsa-pulsa tersebut apabila mengenai
target dengan kekerasan dan besaran massa tertentu akan dipantulkan kembali ke
scanner dan diteruskan ke receiver
(pesawat penerima). Gema pantulan tersebut diperkuat dan secara elektronik akan
digambarkan pada layar radar (CRT= Cathode
Ray Tube) yang bentuknya sesuai dengan obyek yang terkena pancaran pulsa
radar tersebut. Dengan sebuah Display
Unit yang telah dirancang oleh pembuatnya, maka arah dan obyek tersebut
dapat ditentukan.
b. Tombol-tombol pesawat Radar
1)
Stand-By/Power
Berfungsi untuk menghidupkan radar. Pada
umumnya, radar memerlukan pemanasan terlebih dahulu sebelum dihidupkan. Oleh
karena itu pada umumnya tombol stand-by menjadi satu dengan tombol “ON”
(posisinya biasanya OFF-StandBy-ON).
2)
Tuning
Berfungsi sebagai pengatur transceiver
agar radar mampu bekerja secara maksimal dalam pendeteksian target.
3)
Gain
Tombol ini berfungsi untuk mengatur
kekuatan pancaran pulsa dan penerimaan gema pulsa atau mengatur kepekaan radar.
4)
Contrass/ Bright
Berfungsi untuk membuka pintu anoda,
sehingga tampilan layar radar menjadi lebih terang dan jelas.
5)
Range
Berfungsi untuk menyetel jarak jangkauan
maksimal radar. Pada radar yang dihubungkan dengan Arpa, penyetelan tombol ini
sebelum dihidupkan. Hal ini sangat penting untuk dilakukan, karena apabila di
set pada range yang rendah, maka radar akan setting pada posisi Arpa, sehingga
ketelitian deteksi kurang baik.
6)
Ring Marker
Berfungsi sebagai
pembuat cincin-cincin jarak. Pada pesawat radar biasanya terdapat 2(dua) ring
marker, yaitu:
a)
Fix Ring Marker, yang menampilkan cincin-cincin
jarak secara tetap.
b) Variable
Ring Marker (VRM), yang menampilkan satu cincin jarak yang dapat dirubah-rubah.
Dengan tombol ini jarak suatu target dapat ditentukan secara tepat.
7)
EBL (Electronic
Bearing Lines)
Yaitu tombol yang berfungsi mengaktifkan
garis baringan yang dapat digerakkan memutar.
8)
SHM ( Ship
Heading Marker)
Berfungsi untuk mengaktifkan tampilan garis haluan kapal.
9)
Anti Clutter (Rain and Sea)
Yaitu untuk mengurangi tampilan pengaruh
hujan (Rain Clutter) dan ombak (sea Clutter).
10)
Sweep-brilliance
Fungsinya untuk mengatur sapuan scanner
pada target, atau secara elektronik, untuk memperbesar lebar pulsa secara
mendatar.
11)
Cursor
Gunanya untuk memutar arah EBL ( untuk membaring).
12) Center Up-Down dan Center Left-Right, fungsinya untuk menggerakkan pusat lingkaran
radar
13) North-Up, Head-Up,Course-Up
Yaitu tombol yang berfungsi untuk
meletakkan radar pada posisi tertentu sesuai dengan keperluannya. Misal:” North Up” , lebih sesuai bila radar
digunakan untuk menentukan posisi kapal
karena baringan yang didapat adalah baringan sejati.
c. Penggunaan Radar di Kapal
Fungsi radar sebagai alat bantu navigasi di atas kapal,
adalah:
1)
Penentuan posisi kapal
Untuk penentuan posisi kapal, yang dapat
dilakukan dengan beberapa cara,antara lain:
a) Menggunakan
baringan dan baringan
b) Menggunakan
baringan dan jarak
c) Menggunakan
jarak dan jarak
2)
Membantu menentukan ada atau tidaknya resiko
tubrukan dengan kapal lain.
3)Memandu kapal keluar/masuk pelabuhan/ perairan sempit.
4) Memprediksi adanya hujan.
Dengan menggunakan teknik”plotting”,
dimungkinkan adanya hujan atau awan rendah dapat diketahui secara dini, apakah
hujan akan melintas pada lintasan kapal, sehingga tindakan-tindakan preventif
yang berkaitan dengan keselamatan muatan.
2. ARPA
a. Prinsip
Kerja ARPA
Dengan menggunakan
program-program sederhana seperti: EXCEL, BASIC, QBasic, dan sejenisnya,
program ARPA dapat dibuat sesuai dengan keinginan programmer.
Program komputer yang dirancang untuk ARPA
akan memiliki data masukan (Input Data) seperti : haluan dan kecepatan kapal
sendiri, baringan dan jarak target, dan waktu interval plotting. Dengan
data-data tersebut, kemudian diproses menjadi data – keluaran, seperti:
CPA,TCPA, haluan dan kecepatan target, dan sebagainya.
b. Penentuan
target yang terdeteksi
ARPA tidak mampu membedakan jenis
target yang dilukiskan oleh tampilan Radar. Target yang ditangkap ARPA adalah
target-target yang masuk ke dalam “grid” dan mampu diproses oleh ARPA. Bila
target tertangkap dan mampu diproses oleh ARPA maka akan tergambar dengan
simbol-simbol tertentu yang menunjukkan target tersebut aman atau berbahaya.
SIMBOL
|
ARTINYA
|
|
^
|
|
Tracking, tanda target yang akan diplot
|
![]() |
|
Target yang dinyatakan aman
|
![]() |
|
Target yang dinyatakan berbahaya
|
![]() |
|
Target yang dinyatakan sangat berbahaya
|
Simbol berkedip
|
yang
|
Target yang datanya diperlihatkan pada
tampilan data
|
![]() |
|
Target yang masuk dalam lingkaran “guard
ring”
|
+
|
|
Tanda “cursor” dari track-ball
|
Titik-titik
dibelakang symbol
|
Posisi target yang telah dilewati
|
E. Referensi
Supriono Hadi. 2007. Radar and Arpa. PIP Semarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar