Kamis, 03 Mei 2018

OLAH GERAK DAN PENGENDALIAN KAPAL


 KOMPETENSI INTI GURU

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran Isyarat Komunikasi di atas kapal.

B. KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN

Menerapkan prosedur isyarat komunikasi di atas kapal dalam keadaan normal maupun dalam keadaan darurat. C. MATERI

1. DEFINISI -DEFINISI

a.      Kode isyarat-isyarat Internasional pada dasarnya dimaksudkan untuk memberikan cara-cara dan sarana-sarana berkomunikasi dalam situasi yang ada hubungannya dengan keselamatan pelayaran dan orang-orang. Khususnya apabila terdapatkesulitan-kesulitan dalam bahasa. Dalam mempersiapkan kode, telah diperhitungkan kenyataan bahwa dengan digunakannya radio telefoni dan radio telegrafi secara luas akan dapat memberi cara-cara berkomunikasi dalam bahasa biasa yang sederhana dan efektif manakala tidak terjadi kesulitan-kesulitan bahasa.
b.      Isyarat-isyarat yang dipergunakan terdiri atas :
1)     Isyarat-isyarat satu huruf diperuntukkan bagi hal-hal/keadaan keadaan yang sangat mendesak, penting atau yang dipergunakan secara umum sekali.
2)     Isyarat-isyarat dua huruf diperuntukkan bagi seksi umum.
3)     Isyarat-isyarat tiga huruf yang diawali dengan “M” diperuntukkan bagi seksi medis.
c.       Kode tunduk pada azas dasar bahwa masing-masing isyarat harus mempunyai suatu arti yang lengkap. Azas tunduk ini dipatuhi dalam seluruh kode dalam halhal tertentu, jika dianggap perlu, dipergunakan pula angka-angka bulat untuk melengkapi kelompok-kelompok yang telah ada.
d.      Angka-angka bulat mengungkapkan :
1)     Variasi-variasi dalam arti dari isyarat-isyarat dasar.
Contoh-contoh :

a) “CP” = “Saya (atau kapal yang ditunjukkan) sedang melanjutkan

perjalanan untuk menolong anda”

“CPI”= “Pesawat terbang SAR sedang datang untuk menolong anda”
b) “JR” = “Saya (atau kapal yang ditunjukkan) berharap mengapung
kembali”.
“JR3”= “Saya (atau kapal yang ditunjukkan) berharap mengapung kembali bilamana pasang naik”.
2)        Pertanyaan-pertanyaan tentang pokok dasar atau isyarat dasar yang sama
:
Contoh-contoh :
a)      “DY” = “Kapal (atau nama atau isyarat identitas) telah tenggelam di lintang……………………..bujur………………………..”
b)      “DY4”=“Berapakah dalam air dimana kapal itu telah tenggelam?”
c)      “DK” = “Anda harus mengirim semua sekoci rakit yang ada
“DK1”=“Memerlukan sekocikah anda?”
3)        Jawaban-jawaban atas suatu pertanyaan atau permintaan yang diungkapkan oleh isyarat dasar.
Contoh-contoh :
a)      “HX” = “Telah mendapat kerusakankah anda dalam pelanggaran?”
“HX1”= “Saya telah mendapat kerusakan berat diatas air”
b)      “IB” = “Kerusakan apakah yang anda derita?”
“IB4” = “Besarnya kerusakan masih belum diketahui”.
4)        Keterangan yang merupakan pelengkap, yang khas atau terperinci.
Contoh-contoh :
a)      “IN” = “Saya perlu seorang penyelam”
“IN1” = “Saya perlu seorang penyelam untuk membebaskan baling-
baling”.
b)      “JA” = “Saya memerlukan alat-alat pemadam api”
“JA1” = “Saya memerlukan alat-alat pemadam api biasa”
“JA2” =“Saya memerlukan alat-alat pemadam api CO2”
e.        Angka-angka bulat yang muncul di dalam teks lebih dari satu kali telah dikelompokkan dalam 3 buah tabel. Tabel-tabel itu hanya akan dipergunakan oleh karena dan bila nama tercantum dalam teks isyarat-isyarat saja.
f.          Teks di dalam tanda kurung menunjukkan :
1)   Kemungkinan lain, misalnya : “ … (atau pesawat penyelamat).
2)   Keterangan yang boleh dipancarkan jika hal itu dianggap perlu atau jika hal itu ada, misalnya : “… (posisi harus ditunjukkan jika dianggap perlu)”.
3)   Suatu penjelasan dari teks, misalnya : “… (jumlah) depa”.
g.        Isyarat-isyarat digolongkan menurut pokok kalimat dan arti. Kodekode isyarat yang ditunjuk oleh lajur-lajur di sebelah kanan dipergunakan untuk mempermudah pengkodean berita yang diacu.
h.        Sitertuju adalah pejabat kepada siapa sesuatu isyarat dialamatkan.
i.          Kelompok adalah satu huruf atau lebih dan/atau satu angka untuk lebih yang tidak terputus-putus dan yang bersama membentuk sebuah isyarat.
j.          Sebuah pancangan terdiri atas satu kelompok atau lebih yang dikibarkan pada seutas tali bendera tunggal. Sebuah pancangan disebut berada ditengah-tengah, apabila pancangan itu dikibarkan kira- kira disetengah ketinggian maksimal dari tali bendera. Sebuah pancangan atau isyarat disebut berada di puncak, apabila atau syarat itu diketinggian maksimal yang dapat dicapai oleh tali bendera.
k.         Isyarat identitas atau nama panggilan adalah kelompok huruf-huruf dan angkaangka yang diberikan oleh administrasi pemerintahannya kepada masing-masing stasion.
l.          Kelompok angka adalah sebuah kelompok yang terdiri atas satu angka atau lebih.
m.      Originator adalah pejabat yang menyuruh dipancarkannya suatu berita.
n.        Prosedur adalah ketentuan-ketentuan atau aturan yang dibuat untuk menyelenggarakan isyarat.
o.        Isyarat prosedur adalah sebuah isyarat yang dibuat untuk mempermudah isyarat dilaksanakan.
p.        Stasion Penerima adalah stasion yang olehnya sesuatu isyarat benar-benar dibaca.
q.        Pengisyaratan bunyi adalah sistim pemberian isyarat Morse dengan mempergunakan sirine, suling, koro kabut, lonceng atau ala-alat bunyi lain.
r.         Stasion berarti sebuah kapal, pesawat terbang, pesawat penyelamat atau setiap tempat dimana komunikasi dapat diselenggarakan dengan mempergunakan apapun juga.
s.         Stasion asal adalah stasion dimana isyarat pada akhirnya diterima oleh si tertuju.
t.          Stasion asal adalah stasion dimana originator menyerahkan sesuatu untuk dipancarkan, tanpa memperhatikan sistim komunikasi yang dipergunakan.
u.        Tali pemisah adalah seutas tali bendera yang panjangnya kira-kira 6 kaki (2 meter), dipergunakan untuk memisahkan masing-masing kelompok bendera.
v.         Waktu asal adalah saat pada waktu mana isyarat diorder untuk dikirimkan.
w.       Stasion pemancar adalah stasion yang oleh stasion itu sesuatu isyarat benarbenar dibuat.
x.         Pengisyaratan visual adalah sistim komunikasi yang pengisyaratannya dapat  terlihat.

2.  CARA-CARA BERISYARAT

a.  Cara-cara berisyarat yang dapat dipergunakan adalah :
1)        Pengisyaratan bendera dengan mempergunakan bendera-bendera Isyarat sebagaimana yang tertera di dalam halaman 26 dan 27.
2)        Pengisyaratan         dengan            cahaya,            menggunakan             tanda-tanda    Morse sebagaimana yang tertera dalam halaman 36.
3)        Pengisyaratan bunyi, mempergunakan tanda-tanda Morse sebagaimana yang tertera di dalam halaman 45.
4)        Suara dengan mempergunakan pengeras suara.
5)        Radiotelegrafi
6)        Radiotelefoni
7)        Pengisyaratan dengan mempergunakan bendera-bendera tangan atau lengan-lengan. a) Semafore
b) Morse (baca : Mors!)

b. Pengisyaratan dengan bendera

Seperangkat bendera isyarat terdiri atas 40 lembar bendera yakni :
1)        26 bendera abjad (huruf);
2)        10 bendera (ular-ular) angka;
3)        3 ular-ular pengganti; 4)  1 ular-ular balas.

c.  Pengisyaratan dengan cahaya dan bunyi

1)      Tanda-tanda Morse menyimbolkan huruf-huruf, angka-angka, dan sebagainya. Diungkapkan dalam tanda-tanda dasar yang berupa titik-titik (pendek-pendek) dan garis-garis (panjang) diisyaratkan secara tunggal atau secara kombinasi.
Tentang waktu pemancarannya, kita harus memperhatikan benar-benar tentang perimbangan waktu antara titik-titik (pendek-pendek), garis-garis ( panjang - panjang ) ruang-ruang diantara dasar yang satu dengan tanda dasar yang lain dan ruang-ruang diantara dua tanda Morse lengkap serta ruang-ruang antara dua kata atau kelompok. Adapun perimbangan waktu yang dimaksudkan itu adalah sebagai berikut :
a) Sebuah titik (pendek) dipergunakan sebagai satu satuan waktu;
b)Sebuah garis (panjang) senilai dengan tiga titik ( =3 satuan waktu);
a)      Ruang waktu diantara dua tanda dasar senilai dengan 1 titik (=1 satuan waktu);
b)      Ruang waktu diantara dua simbol lengkap senilai dengan 3 titik ( =3 satuan waktu);
c)       Ruang waktu antara dua kata atau dua kelompok senilai dengan 7 titik (=7 satuan waktu);
2)      Dalam melakukan pengisyaratan cahaya dan bunyi, sementara mematuhi instruksi sebagaimana yang telah ditentukan, namun adalah lebih baik dibuat kesalahan barang sedikit yakni dengan cara mengisyaratkan tanda-tanda titik (pendek) sedikit lebih pendek dalam perimbangannya terhadap tanda-tanda garis (panjang).

d. Radio telefoni dan radio telegrafi

Bilamana untuk mengirimkan isyarat-isyarat dipergunakan Radio telefoni atau radio telegraf, maka para operator pesawat-pesawat harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari peraturan-peraturan Radio dari Internasional Telecomunication Union yang berlaku.

3. INSTRUKSI-INSTRUKSI UMUM

a.  Orginator dan Sitertuju

Kecuali apabila dinyatakan lain, maka semua isyarat antara kapal-kapal adalah isyarat yang disampaikan (dibuat) oleh Nakhoda kapal asal ditujukan kepada Nakhoda kapal yang dituju.

b. Identitas kapal-kapal dan pesawat-pesawat terbang

Isyarat-isyarat identitas bagi kapal dan pesawat-pesawat terbang diberikan atas dasar konvensi Internasional. Sehingga, isyarat identitas dapat menunjukkan kebangsaan suatu kapal atau pesawat terbang.

c. Penggunaan Isyarat Identitas

Isyarat-isyarat identitas dapat dipergunakan untuk dua maksud
1)  Untuk berbicara dengan sebuah stasion atau memanggilnya Contoh :

“YP PKRS” = “Saya ingin berkomunikasi dengan kapal yang

nama panggilannya PKRS … dengan menggunakan tabel pelengkap 1.(“YP” adalah kelompok kode isyarat yang dimaksudnya : “Saya ingin berkomunikasi dengankapal atau stasion darat …. Dengan menggunakan … tabel pelengkap I)
2)  Untuk membicarakan sesuatu stasion atau menunjuknya Contoh :
“HY 1 PKRS” = “Kapal yang nama panggilannya PKRS dengan kapal mana
telah             berlanggaran,             telah    melanjutkan perjalanannya”.(“HY 1” adalah kelompok kode isyarat yang dimaksudnya : “Kapal (nama atau isyaratidentitas) dengan siapa saja telah berlanggaran telah melanjutkan perjalanannya”.
d.  Nama-nama kapal dan/atau tempat-tempat Nama-nama kapal dan/atau tempat-tempat harus di eja.
Contoh :
“RV BELAWAN” = “Anda harus melanjutkan perjalanan anda ke Belawan”.
(“Belawan” harus di eja : “Brawo Echo Lima Alfa Whiskey Alfa November”). (“RV” adalah kelompok kode isyarat yang dimaksudnya: “Anda harus melanjutkan perjalanan anda (ke tempat yang ditunjukkan jika dianggap perlu).

e.  Cara mengisyaratkan bilangan

1)        Bilangan-bilangan harus diisyaratkan sebagai berikut :
a)        Semafora : dieja;
b)        Berisyarat dengan bendera : dengan mempergunakan bendera angka dari kode.
c)         Berisyarat dengan cahaya atau bunyi : pada umumnya dengan menggunakan angka-angka dalam kode Morse, tetapi boleh juga dengan cara mengeja.
d)        Radiotelefoni atau pengeras suara : dengan menggunakan kata -  kata kode dari tabel ejaan angka.
2)        Angka-angka yang merupakan bagian dari maksud dasar sesuatu isyarat harus dikirimkan bersama-sama dengan kelompok dasar itu. Contoh :
a)    “DI30” = “Saya memerlukan sekoci-sekoci untuk 30 orang (“DI” adalah kode isyarat yang dimaksudnya : “Saya memerlukan sekoci-sekoci … (jumlah) orang”)
b)    “DG 4” = “Saya mempunyai 4 buah sekoci bermotor (“DG” adalah
kelompok kode isyarat yang maksudnya : “Saya mempunyai sebuah/ atau sejumlah sekoci bermotor”)
c)    “ER Z1829” = “Anda harus menunjukkan posisi anda pada pukul 1829 GMT” (“ER” adalah kelompok kode isyarat yang
maksudnya : “Anda harus menunjukkan posisi anda pada        waktu yang     ditunjukkan.    (“Z1829”adalah kelompok yang maksudnya : “Pukul 1829GMT”).
3)        Tanda desimal (koma) yang terletak diantara angka-angka harus diisyaratkan sebagai berikut :
a)        Semafore : dieja, jadi “Desimal”
b)        Berisyarat dengan bendera : dengan menyisipkan ular-ular balas diantara bendera-bendera angka yang dimaksudkan untuk mengungkapkan tanda desimal itu.
c)         Berisyarat dengan cahaya dan bunyi : dengan isyarat “Tanda desimal”, yakni “AAA”.
d)        Suara : dengan menggunakan kata “Decimal” sebagaimana dinyatakan dalam tabel ejaan angka.
4)        Manakala teks berita mengungkapkan kedalaman, panjang, tinggi, lebar dan lain sebagainya.
Yang diisyaratkan dalam satuan kaki atau meter, maka angka-angka tersebut harus diikuti oleh “F” untuk menunjukkan bahwa satuan yang dipergunakan adalah satuan kaki ataupun oleh “M”, apakah satuan yang dipergunakan adalah meter. Contoh : 26 F = 26 Feet
17  = 17 Meter

f. Azimut atau baringan

1) Azimut atau baraingan harus diungkapkan dalam 3 angka yang menyatakan derajat-derajat dari 000 hingga 359, diukur searah dengan
jalan jarum jam.
Untuk mencegah terjadinya kekeliruan, maka angka itu harus diawali oleh huruf “A”. Azimut-azimut dan/atau baringan-baringan itu senantiasa harus menunjukkan arah-arah sejati, terkecuali jika dinyatakan lain. Contoh :
a)   “LW 025” = “Saya menangkap pancaran anda pada baringan 025°
b)   “LT A110 T1639” = “Baringan anda dari saya adalah 110° pada pukul 1630 (waktu setempat)”.
c)   “LU PKRU Romeo De Bril A097 1345” = “Baringan PKRU dari De Bril adalah 097° pada pukul 1345 waktu setempat”.
  
Referensi:
Setiono Bambang.2008.Nautika Kapal Penangkap Ikan. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar