A. KOMPETENSI INTI GURU
Menguasai materi,struktur,
konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran Tanggung jawab
Sosial.
B. KOMPETENSI
GURU MATA PELAJARAN
Mengelola
hubungan kemanusiaan dan tanggung jawab sosial di atas kapal.
C. MATERI 1. ASPEK UMUM HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
Hubungan
antar manusia telah ada sejak jaman dahulu, dimulai dengan membentuk kelompok
dengan alasan untuk melindungi diri dari serangan binatang atau mahluk lainnya,
tetapi kemudian karena suatu keinginan untuk alasan sosial, seperti pengumpulan
makanan, berkawan dan lain-lain. Bentuk kelompok tersebut maju dan berkembang
ke arah suatu susunan masyarakat yang lebih baik dimana anggota-anggotanya
hidup lebih akrab karena sikap budaya yang umum, kepercayaan sosial, keagamaan,
aspek politik dan keinginan untuk
hidup serta bekerja dalam suatu kerangka ”Peraturan Hukum” (Rute of Law).
2. Perkembangan Perilaku Kelompok
Sistim sosial
yang telah berkembang di dalam perjalanan sejarah mungkin banyak perbedaan
tergantung pada budaya dan lingkungan, tetapi saat ini pada umumnya dirasakan
pentingnya suatu organisasi yang didasarkan philosopi ”Self Governing” (kekuasaan diri) secara adil yang menghormati
harga diri dan mengakui bahwa hubungan antar manusia adalah faktor penting.
Faktor yang
harus dipertimbangkan apabila manusia membentuk kelompok untuk hidup bekerja
bersama. Kelompok-kelompok manusia lambat laun berkembang membentuk suatu
bangsa yang memiliki pola tingkah laku yang unik pada individu masing-masing
menggambarkan suatu campuran kepercayaan faktor kehidupan dan pengetahuan yang
terbentuk dalam waktu yang berabad-abad.
Dengan
kebudayaan mereka masing-masing orang umumnya hidup secara harmonis dan
seimbang, perubahan – perubahan apabila terjadi pada umumnya memerlukan periode
waktu yang panjang dan perubahan-perubahan secara bertahap tersebut tidak akan
menimbulkan banyak kesulitan bagi manusia yang bersangkutan. Walaupun begitu
apabila perubahan budaya terjadi secara tiba-tiba dan mendadak hal itu akan
mengakibatkan suatu trauma yang disebut ”Culture
Shock” yang mengakibatkan ketidak harmonisan dan ketidak bahagiaan pada
manusia yang bersangkutan.
Kelompok manusia yang terbentuk dari
latar budaya yang berbeda yang kemudian diharapkan untuk hidup dan bekerja di
dalam hubungan yang erat dapat juga menimbulkan trauma yang sama kecuali jika
persiapan- persiapan yang efektif telah dilaksanakan oleh manusia yang terlibat
untuk menghadapi gaya kehidupan baru yang multi kultur.
3. Perubahan Perilaku Organisasi
Revolusi
industri yang dimulai dan berkembang pada pertengahan abad 18 di Inggris
menyebabkan perubahan -perubahan yang besar pada kehidupan masyarakat. Orang
yang telah hidup berabad-abad pada suatu lingkungan pertanian yang luas,
terpusat pada perumahan di desa – desa dan perkampungan mulai berpindah ke
daerah dimana industri berkembang untuk memperoleh pekerjaan dengan penghasilan
yang lebih besar. Daerah dan kota mulai terbentuk dan mendapatkan kemajuan
dalam ilmu pengetahuan.
Perubahan-perubahan
sosial sangat pesat dan membawa pendidikan dan kesehatan serta transportasi
massa. Undang-undang yang berhubungan dengan buruh dibuat untuk perlindungan
pekerja & serikat buruh dikembangkan untuk negosiasi atas nama pekerja
dengan majikan. Pengaruh serikat buruh pada umumnya meningkatkan kondisi kerja
yang lebih baik dan hal ini mengakibatkan harga diri manusia menjadi suatu
pertimbangan yang utama dalam negosiasi apa saja.
Setiap
manusia adalah merupakan individu yang unik dan pada umumnya tidak ada dua
orang manusia yang benar-benar sama secara fisik maupun mental (kecuali
kelahiran kembar). Manusia secara kodrat sering dianggap mempunyai sifatsifat
bawaan yang tergantung dari perkembangan biologi dan keturunan tetapi secara
luas juga dipengaruhi oleh lingkungan dan latar belakang budaya dimana manusia
dilahirkan dan tumbuh menjadi dewasa, yang akhirnya ditempa oleh pengetahuan
dan pengalaman.
Manusia pada
hakekatnya mengungkapkan dirinya sebagai suatu ”a state of mind feelings” yang biasanya diekspresikan melalui
tindakan, kata – kata, tulisan, gambar, musik
dsb, dimana selalu mengidentifikasi melalui suatu sifat tertentu, melalui emosi, kebiasaan, cara belajar, daya
ingat, perasa daya intelegensi dll.
Manusia pada hakekatnya akan cenderung memerintah
sesuatu dimana orang lain bereaksi satu dengan
lainnya. Reaksi tersebut karena latar belakang budaya yang berbeda-beda. Untuk berfungsi secara terpadu dan
efektif suatu kelompok harus bekerja dengan
bentuk kerangka kerja yang tepat baik petunjuk maupun pengawasan yang
diakui dan disetujui oleh seluruh
anggota kelompok. Cara orang bereaksi dan bertingkah laku terhadap situasi apabila dibawah tekanan batasan-batasan
(peraturan dan hukum) tidak mudah
untuk diprediksi atau dimengerti khususnya apabila dampak teknologi dan laju perkembangannya ditekankan
pada faktor kebudayaan termasuk pengertian,
kepercayaan, sosial, keagamaan dan politik. Namun pada umumnya manusia membentuk suatu kelompok sosial karena
antara lain : a. Motif
Yang Sama
Kelompok
sosial terbentuk karena anggota-anggotanya mempunyai motif yang sama. Motif
yang sama ini merupakan pengikat sehingga setiap anggota kelompok tidak bekerja
sendiri-sendiri melainkan berkerja bersama untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Sesudah kelompok sosial terbentuk, biasanya muncul motif baru yang
memperkokoh kehidupan kelompok sehingga timbul sense of belonging (rasa menyatu dalam kelompok) pada tiap-tiap
anggota.
b. Sifat
In-Group Dan Out-Group
Jika ada kelompok manusia yang mempunyai
tugas yang sulit atau yang mengalami kepahitan hidup bersama, mereka akan
menunjukkan tingkah laku yang khusus. Bila orang lain diluar kelompok itu
bertingkah laku seperti mereka, mereka akan menyingkirkan diri. Sikap menolak
yang ditujukan oleh kelompok itu disebut sikap out-group atau sikap terhadap “orang luar”. Kelompok manusia itu
menuntut orang luar untuk membuktikan kesediaannya untuk berkorban bersama dan
kesetiakawanannya, baru kemudian menerima orang itu dalam segala kegiatan
kelompok. Sikap menerima ini disebut sikap In-group
atau sikap terhadap “orang dalam”.
c. Solidaritas
Solidaritas adalah kesetiakawanan antar
anggota kelompok sosial. Terdapatnya solidaritas yang tinggi dalam kelompok
tergantung pada kepercayaann setiap anggota akan kemampuan anggota lain untuk
melaksanakan tugas dengan baik. Pembagian tugas dalam kelompok sesuai dengan
kecakapan masing- masing anggota dan keadaan tertentu akan memberikan hasil
kerja yang baik. Dengan demikian akan makin tinggi pula solidaritas kelompok
dan makin kuat pula sense of belonging.
d. Struktur
Kelompok
Struktur kelompok ialah suatu sistim
mengenai relasi antara anggota-anggota kelompok berdasarkan peranan dan status
mereka serta sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Di dalam struktur kelompok kita jumpai :
1) Susunan
kedudukan fungsional, susunan berdasarkan tugas anggota-anggota kelompok dalam
kerjasama untuk mencapai tujuan.
2) Susunan
hirarki antar anggota kelompok dengan harapan tugas dan kewajiban yang
diserahkan kepada anggota-anggota itu dapat diselesaikan dengan wajar.
e. Norma-Norma
Kelompok
Yang dimaksud dengan norma-norma
kelompok di sini adalah pedoman- pedoman yang mengatur tingkah laju individu di
dalam suatu kelompok. Pedoman ini sesuai dengan rumusan tingkah laku yang patut
dilakukan anggota kelompok apabila terjadi sesuatu yang bersangkut paut dengan
kehidupan kelompok tersebut. Jadi norma di sini mengandung arti ideal, bukan
real. Pada kelompok resmi, norma tingkah laku ini biasanya sudah tercantum
dalam anggaran dasar (anggaran rumah tangga / peraturan perusahaan); bahkan
norma tingkah laku anggota masyarakat suatu negara telah ditulis dalam undang-
undang, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana atau kitab hukum lainnya.
Norma-norma tingkah laku juga terdapat pada tiap-tiap kelompok meski
norma-norma itu tak tertulis di dalam peraturan.
4. MASALAH-MASALAH SOSIAL
Manusia
sebagai mahluk sosial selalu dihadapkan pada berbagai masalah sosial, yang
sesungguhnya masalah- masalah itu merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan manusia itu sendiri kerena masalah- masalah sosial itu telah
terwujud sebagai hasil akibat dari hubungan- hubungan sesama manusia lainnya
dan juga sebagai akibat dari tingkah lakunya. Kalau melihat kata ”sosial” yang
berasal dari kata sosius yang berarti
kawan, pada hakekatnya manusia didalam hidupnya membutuhkan bantuan dan
pertolongan.
Manusia
diciptakan Tuhan sebagai mahluk yang lunak sehingga tidak dapat hidup
menyendiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tetapi keistimewaan manusia
adalah dia diberi ”akal” dan dengan akal itulah merupakan alat senjata manusia
yang terpenting dalam hidupnya di alam ini. Dengan adanya akal ini manusia
menjadi mahluk yang bersosial dan berderajat tinggi, ia dapat mengatasi
kelemahan-kelemahannya dengan jalan hidup bersama (kelompok) demi terwujudnya
kehidupan sosial atau kehidupan bermasyarakat. Masalah – masalah sosial yang
dihadapi oleh setiap masyarakat manusia tidaklah sama antara satu dengan yang
lainnya. Masalah-masalah sosial tersebut dapat terwujud sebagai masalah sosial,
masalah moral, masalah politik, masalah ekonomi, masalah agama atau masalah –
masalah lainnya. Yang membedakan masalah-masalah sosial dari masalah- masalah
lainnya adalah bahwa masalah sosial selalu ada kaitannya yang dekat dengan
nilai-nilai moral dan pranata-pranata sosial, serta selalu ada kaitan dengan
hubungan- hubungan manusia itu terwujud. Perbedaan-perbedaan yang ada berkenaan
dengan masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh masing- masing masyarakat
tersebut secara garis besarnya disebabkan oleh :
a. Perbedaan
tingkat perkembangan kebudayaan dan masyarakatnya
b. Sifat
kependudukannya
c. Keadaan
lingkungan alam.
Masalah
-masalah sosial adalah adanya kondisi atau suatu keadaan tertentu dalam
kehidupan sosial warga masyarakat yang bersangkutan. Kondisi atau keadaan
sosial tertentu sebenarnya merupakan hasil dari proses kehidupan manusia yang
berusaha untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhannya, yaitu :
a.
Kebutuhan jasmaniah (manusia harus makan, minum,
buang air, bernapas, mengadakan hubungan kelamin, dan sebagainya).
b.
Kebutuhan sosial (berhubungan dengan orang lain,
membutuhkan bantuan orang lain untuk memecahkan berbagai masalah, dan
sebagainya), dan kebutuhan kejiwaan (untuk dapat merasakan aman dan tentram,
membutuhkan cinta kasih dan sayang, dan sebagainya).
Kondisi ini
bukanlah sesuatu yang tetap, tetapi selalu dalam proses berubah, antara lain
disebabkan :
a. Hasil
kemajuan teknologi
b. Perubahan
organisasi
c. Jumlah
tenaga kerja meningkat sedang pekerjaan yang tersedia terbatas.
5. KONFLIK
Konflik adalah
salah pengertian, pertentangan keinginan yang menimbulkan ketegangan, ketidak
cocokan atau perbedaan pendapat. Ada yang mengatakan bahwa konflik mencakup
perbedaan antara nilai sosial dan pribadi, ketidak mampuan bertindak sesuai
dengan prinsip dan nilai pribadi, kurangnya komunikasi, problema yang
dibesar-besarkan atau perbedaan tingkah laku karena perbedaan latar belakang
kultur, agama, pendidikan atau faktor-faktor lain, namun konflik adalah bagian
dari hidup kita.
Pada
kapal-kapal modern dengan awak kapalnya yang multi nasional menghadirkan suatu
situasi dimana kesulitan dan masalah akan menambah pertentangan, sedangkan
kapal harus beroperasi dengan sekelompok manusia yang berlatar belakang budaya
yang berbeda dengan tingkat kemungkinan yang tinggi akan masalah komunikasi
(bahasa). Harus diingat bahwa semua manusia yang dipekerjakan tidak satupun
mempunyai sifat sama yang diinginkan, pasti ada bedanya. Apabila berurusan
dengan personel, seluruh orang harus dipertimbangkan dan usaha untuk
mengembangkan manusia yang lebih baik dilaksanakan melalui pertumbuhan (growth) dan pemenuhan (fulfil ment) motivasi harus dirangsang
dengan menunjukkan bagaimana dengan mengikuti kursus yang khusus dengan
beberapa peragaan, rasa pemenuhan dapat ditingkatkan.
Faktor-faktor yang menyebabkan konflik antara lain :
a. Aspek Organisasi
Kurangnya
tenaga kerja, Perubahan-perubahan organisasi perasaan kurang aman dari segi
keamanan dan keselamatan kerja, tidak adanya standar pekerjaan, pembinaan karir
yang kurang lancar, diskriminasi dipekerjaan, tujuan perusahaan yang kurang
jelas, problema mengenai peralatan dan instrumen antar bagian.
b. Aspek
Manajerial
Delegasi
wewenang yang tidak cukup, loyalitas yang tidak utuh, manajemen yang kurang
pakar, sentralisasi power yang terus menerus.
c. Aspek
Behauvior
Biasanya behauvior mencermin-kan dua kategori di
atas. Secara khusus disebabkan pula tentang kurangnya komunikasi, tentang
bagaimana informasi yang tidak disampaikan, tidak disebarkan atau justru
ditutupi dan tentang kurangnya kepercayaan di dalam organisasi.
d. Lain-lain
Konflik disebabkan karena organisasi yang
kompleks, adanya pertentangan antara task
melawan process, dan perbedaan-
perbedaan di dalam nilai, belief atau
objektif.
Adanya konflik didalam organisasi,
perlu segera mendapatkan penyelesaian.
Ada 3 metode penyelesaian
konflik yang sering digunakan yaitu :
a. Dominasi dan penekanan
Ini dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu :
1) Kekerasan,
yang bersifat penekanan otokratif
2) Penenangan,
merupakan cara yang lebih diplomatis
3) Penghindaran,
menghindar untuk mengambil posisi yang tegas
4) Aturan
mayoritas, mencoba untuk menyelesaikan konflik antara kelompok dengan melakukan
pemungutan suara melalui prosedur yang adil.
b. Kompromi
Melalui kompromi
mencoba menyelesaikan konflik dengan pencarian jalan
tengah yang dapat diterima oleh
pihak-pihak yang bersangkutan.
c. Pemecahan
masalah integratif
Konflik antar kelompok diubah
menjadi situasi pemecahan masalah bersama yang dapat diselesaikan melalui teknik-teknik
pemecahan masalah.
6. HUBUNGAN
SOSIAL DI KAPAL
a.
Manajemen Perkapalan
Manajemen
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, penyerahan dan pengawasan usaha-
usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen dapat di
definisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentukan,
mengiterprestasi dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan
fungsi -fungsi perencanaan, pengorgani-sasian, penyusunan personalia atau
kepegawaian, penyerahan dan kepemimpinan dan pengawasan. Manajemen dibutuhkan
untuk semua organisasi baik manajemen di darat maupun di kapal karena tanpa
manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit.
Ada 3 alasan utama diperlukannya manajemen
:
1) Untuk Mencapai Tujuan
2)Untuk Menjaga Keseimbangan
Diantara Tujuan-Tujuan Yang Saling
Bertentangan
3)
Untuk Mencapai Efisiensi Dan Efektifitas
Manajemen
perkapalan berbeda dengan manajemen industri di darat dalam beberapa hal yang
lebih penting adalah :
1)
Perusahaan perkapalan terdiri dari sejumlah
unit-unit industri kecil yang bergerak (mobile)
yaitu kapal, dimana pada waktu tertentu menyebar mengikuti jarak jauh seluruh
dunia dibandingkan dengan industri di darat yang beroperasi di tempat yang
tetap.
2)
Selama dalam pelayaran kapal dapat mengalami
perubahan cuaca yang drastis dan dapat mengganggu pekerjaan baik fisik maupun
mental termasuk kapal dan muatannya.
3) Kapal
beroperasi di lingkungan yang tidak ramah dan harus menyelesaikan
dengan baik pada kondisi cuaca yang
ekstrim.
4)
Selama di kapal pekerjanya selalu dihadapkan
resiko bahaya baik pada waktu dinas maupun di luar dinas, sebagai contoh pada
waktu ada bahaya kebakaran, tenggelam, kandas dll.
Kapal
beroperasi selama 24 jam tiap hari, awak kapalnya (crew) disusun dengan sistim pergantian (shiff) jaga. Mereka harus diatur untuk mengoperasikan kapal dengan
efektif dan aman, terutama :
1) Jaga
laut dan jaga pelabuhan
2) Penanganan
muatan
3) Perawatan
kapal dan perlengkapan
4) Tugas-tugas
pada saat tiba dan berangkat. Tugas-tugas pada saat berlabuh
5) Tugas-tugas Safety : Fire Patrol, Fire fighting,
Penyelamatan diri.
D. Referensi
Setiono
bambang,dkk.2008. Nautika kapal penangkap
ikan.Direktorat Jenderal pembinaan SMK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar