Kamis, 03 Mei 2018

HUBUNGAN SOSIAL KEMANUSIAAN DIATAS KAPAL


A. KOMPETENSI INTI GURU

Menguasai materi,struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran Tanggung jawab Sosial.
B. KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN 
Mengelola hubungan kemanusiaan dan tanggung jawab sosial di atas kapal.

C. MATERI 1. ASPEK UMUM HUBUNGAN ANTAR MANUSIA

Hubungan antar manusia telah ada sejak jaman dahulu, dimulai dengan membentuk kelompok dengan alasan untuk melindungi diri dari serangan binatang atau mahluk lainnya, tetapi kemudian karena suatu keinginan untuk alasan sosial, seperti pengumpulan makanan, berkawan dan lain-lain. Bentuk kelompok tersebut maju dan berkembang ke arah suatu susunan masyarakat yang lebih baik dimana anggota-anggotanya hidup lebih akrab karena sikap budaya yang umum, kepercayaan sosial, keagamaan, aspek politik dan keinginan untuk
hidup serta bekerja dalam suatu kerangka ”Peraturan Hukum” (Rute of Law).

2. Perkembangan Perilaku Kelompok

Sistim sosial yang telah berkembang di dalam perjalanan sejarah mungkin banyak perbedaan tergantung pada budaya dan lingkungan, tetapi saat ini pada umumnya dirasakan pentingnya suatu organisasi yang didasarkan philosopi ”Self Governing” (kekuasaan diri) secara adil yang menghormati harga diri dan mengakui bahwa hubungan antar manusia adalah faktor penting.
Faktor yang harus dipertimbangkan apabila manusia membentuk kelompok untuk hidup bekerja bersama. Kelompok-kelompok manusia lambat laun berkembang membentuk suatu bangsa yang memiliki pola tingkah laku yang unik pada individu masing-masing menggambarkan suatu campuran kepercayaan faktor kehidupan dan pengetahuan yang terbentuk dalam waktu yang berabad-abad.
Dengan kebudayaan mereka masing-masing orang umumnya hidup secara harmonis dan seimbang, perubahan – perubahan apabila terjadi pada umumnya memerlukan periode waktu yang panjang dan perubahan-perubahan secara bertahap tersebut tidak akan menimbulkan banyak kesulitan bagi manusia yang bersangkutan. Walaupun begitu apabila perubahan budaya terjadi secara tiba-tiba dan mendadak hal itu akan mengakibatkan suatu trauma yang disebut ”Culture Shock” yang mengakibatkan ketidak harmonisan dan ketidak bahagiaan pada manusia yang bersangkutan.
Kelompok manusia yang terbentuk dari latar budaya yang berbeda yang kemudian diharapkan untuk hidup dan bekerja di dalam hubungan yang erat dapat juga menimbulkan trauma yang sama kecuali jika persiapan- persiapan yang efektif telah dilaksanakan oleh manusia yang terlibat untuk menghadapi gaya kehidupan baru yang multi kultur.

3. Perubahan Perilaku Organisasi

Revolusi industri yang dimulai dan berkembang pada pertengahan abad 18 di Inggris menyebabkan perubahan -perubahan yang besar pada kehidupan masyarakat. Orang yang telah hidup berabad-abad pada suatu lingkungan pertanian yang luas, terpusat pada perumahan di desa – desa dan perkampungan mulai berpindah ke daerah dimana industri berkembang untuk memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang lebih besar. Daerah dan kota mulai terbentuk dan mendapatkan kemajuan dalam ilmu pengetahuan.
Perubahan-perubahan sosial sangat pesat dan membawa pendidikan dan kesehatan serta transportasi massa. Undang-undang yang berhubungan dengan buruh dibuat untuk perlindungan pekerja & serikat buruh dikembangkan untuk negosiasi atas nama pekerja dengan majikan. Pengaruh serikat buruh pada umumnya meningkatkan kondisi kerja yang lebih baik dan hal ini mengakibatkan harga diri manusia menjadi suatu pertimbangan yang utama dalam negosiasi apa saja.
Setiap manusia adalah merupakan individu yang unik dan pada umumnya tidak ada dua orang manusia yang benar-benar sama secara fisik maupun mental (kecuali kelahiran kembar). Manusia secara kodrat sering dianggap mempunyai sifatsifat bawaan yang tergantung dari perkembangan biologi dan keturunan tetapi secara luas juga dipengaruhi oleh lingkungan dan latar belakang budaya dimana manusia dilahirkan dan tumbuh menjadi dewasa, yang akhirnya ditempa oleh pengetahuan dan pengalaman.
Manusia pada hakekatnya mengungkapkan dirinya sebagai suatu ”a state of mind feelings” yang biasanya diekspresikan melalui tindakan, kata – kata, tulisan, gambar, musik dsb, dimana selalu mengidentifikasi melalui suatu sifat tertentu, melalui emosi, kebiasaan, cara belajar, daya ingat, perasa daya intelegensi dll. 
Manusia pada hakekatnya akan cenderung memerintah sesuatu dimana orang lain bereaksi satu dengan lainnya. Reaksi tersebut karena latar belakang budaya yang berbeda-beda. Untuk berfungsi secara terpadu dan efektif suatu kelompok harus bekerja dengan bentuk kerangka kerja yang tepat baik petunjuk maupun pengawasan yang diakui dan disetujui oleh seluruh anggota kelompok. Cara orang bereaksi dan bertingkah laku terhadap situasi apabila dibawah tekanan batasan-batasan (peraturan dan hukum) tidak mudah untuk diprediksi atau dimengerti khususnya apabila dampak teknologi dan laju perkembangannya ditekankan pada faktor kebudayaan termasuk pengertian, kepercayaan, sosial, keagamaan dan politik. Namun pada umumnya manusia membentuk suatu kelompok sosial karena antara lain : a. Motif Yang Sama
Kelompok sosial terbentuk karena anggota-anggotanya mempunyai motif yang sama. Motif yang sama ini merupakan pengikat sehingga setiap anggota kelompok tidak bekerja sendiri-sendiri melainkan berkerja bersama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sesudah kelompok sosial terbentuk, biasanya muncul motif baru yang memperkokoh kehidupan kelompok sehingga timbul sense of belonging (rasa menyatu dalam kelompok) pada tiap-tiap anggota. 

b.      Sifat In-Group Dan Out-Group
Jika ada kelompok manusia yang mempunyai tugas yang sulit atau yang mengalami kepahitan hidup bersama, mereka akan menunjukkan tingkah laku yang khusus. Bila orang lain diluar kelompok itu bertingkah laku seperti mereka, mereka akan menyingkirkan diri. Sikap menolak yang ditujukan oleh kelompok itu disebut sikap out-group atau sikap terhadap “orang luar”. Kelompok manusia itu menuntut orang luar untuk membuktikan kesediaannya untuk berkorban bersama dan kesetiakawanannya, baru kemudian menerima orang itu dalam segala kegiatan kelompok. Sikap menerima ini disebut sikap In-group atau sikap terhadap “orang dalam”.
c.      Solidaritas
Solidaritas adalah kesetiakawanan antar anggota kelompok sosial. Terdapatnya solidaritas yang tinggi dalam kelompok tergantung pada kepercayaann setiap anggota akan kemampuan anggota lain untuk melaksanakan tugas dengan baik. Pembagian tugas dalam kelompok sesuai dengan kecakapan masing- masing anggota dan keadaan tertentu akan memberikan hasil kerja yang baik. Dengan demikian akan makin tinggi pula solidaritas kelompok dan makin kuat pula sense of belonging.
d.      Struktur Kelompok
Struktur kelompok ialah suatu sistim mengenai relasi antara anggota-anggota kelompok berdasarkan peranan dan status mereka serta sumbangan masingmasing dalam interaksi kelompok untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Di dalam struktur kelompok kita jumpai :
1)   Susunan kedudukan fungsional, susunan berdasarkan tugas anggota-anggota kelompok dalam kerjasama untuk mencapai tujuan.
2)   Susunan hirarki antar anggota kelompok dengan harapan tugas dan kewajiban yang diserahkan kepada anggota-anggota itu dapat diselesaikan dengan wajar.
e.      Norma-Norma Kelompok
Yang dimaksud dengan norma-norma kelompok di sini adalah pedoman- pedoman yang mengatur tingkah laju individu di dalam suatu kelompok. Pedoman ini sesuai dengan rumusan tingkah laku yang patut dilakukan anggota kelompok apabila terjadi sesuatu yang bersangkut paut dengan kehidupan kelompok tersebut. Jadi norma di sini mengandung arti ideal, bukan real. Pada kelompok resmi, norma tingkah laku ini biasanya sudah tercantum dalam anggaran dasar (anggaran rumah tangga / peraturan perusahaan); bahkan norma tingkah laku anggota masyarakat suatu negara telah ditulis dalam undang- undang, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana atau kitab hukum lainnya. Norma-norma tingkah laku juga terdapat pada tiap-tiap kelompok meski norma-norma itu tak tertulis di dalam peraturan.

4.  MASALAH-MASALAH SOSIAL

Manusia sebagai mahluk sosial selalu dihadapkan pada berbagai masalah sosial, yang sesungguhnya masalah- masalah itu merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia itu sendiri kerena masalah- masalah sosial itu telah terwujud sebagai hasil akibat dari hubungan- hubungan sesama manusia lainnya dan juga sebagai akibat dari tingkah lakunya. Kalau melihat kata ”sosial” yang berasal dari kata sosius yang berarti kawan, pada hakekatnya manusia didalam hidupnya membutuhkan bantuan dan pertolongan.
Manusia diciptakan Tuhan sebagai mahluk yang lunak sehingga tidak dapat hidup menyendiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tetapi keistimewaan manusia adalah dia diberi ”akal” dan dengan akal itulah merupakan alat senjata manusia yang terpenting dalam hidupnya di alam ini. Dengan adanya akal ini manusia menjadi mahluk yang bersosial dan berderajat tinggi, ia dapat mengatasi kelemahan-kelemahannya dengan jalan hidup bersama (kelompok) demi terwujudnya kehidupan sosial atau kehidupan bermasyarakat. Masalah – masalah sosial yang dihadapi oleh setiap masyarakat manusia tidaklah sama antara satu dengan yang lainnya. Masalah-masalah sosial tersebut dapat terwujud sebagai masalah sosial, masalah moral, masalah politik, masalah ekonomi, masalah agama atau masalah – masalah lainnya. Yang membedakan masalah-masalah sosial dari masalah- masalah lainnya adalah bahwa masalah sosial selalu ada kaitannya yang dekat dengan nilai-nilai moral dan pranata-pranata sosial, serta selalu ada kaitan dengan hubungan- hubungan manusia itu terwujud. Perbedaan-perbedaan yang ada berkenaan dengan masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh masing- masing masyarakat tersebut secara garis besarnya disebabkan oleh :
a.    Perbedaan tingkat perkembangan kebudayaan dan masyarakatnya
b.    Sifat kependudukannya
c.    Keadaan lingkungan alam.
Masalah -masalah sosial adalah adanya kondisi atau suatu keadaan tertentu dalam kehidupan sosial warga masyarakat yang bersangkutan. Kondisi atau keadaan sosial tertentu sebenarnya merupakan hasil dari proses kehidupan manusia yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhannya, yaitu :
a.   Kebutuhan jasmaniah (manusia harus makan, minum, buang air, bernapas, mengadakan hubungan kelamin, dan sebagainya).
b.   Kebutuhan sosial (berhubungan dengan orang lain, membutuhkan bantuan orang lain untuk memecahkan berbagai masalah, dan sebagainya), dan kebutuhan kejiwaan (untuk dapat merasakan aman dan tentram, membutuhkan cinta kasih dan sayang, dan sebagainya).
Kondisi ini bukanlah sesuatu yang tetap, tetapi selalu dalam proses berubah, antara lain disebabkan :
a.  Hasil kemajuan teknologi
b.  Perubahan organisasi
c.   Jumlah tenaga kerja meningkat sedang pekerjaan yang tersedia terbatas.

5.  KONFLIK

Konflik adalah salah pengertian, pertentangan keinginan yang menimbulkan ketegangan, ketidak cocokan atau perbedaan pendapat. Ada yang mengatakan bahwa konflik mencakup perbedaan antara nilai sosial dan pribadi, ketidak mampuan bertindak sesuai dengan prinsip dan nilai pribadi, kurangnya komunikasi, problema yang dibesar-besarkan atau perbedaan tingkah laku karena perbedaan latar belakang kultur, agama, pendidikan atau faktor-faktor lain, namun konflik adalah bagian dari hidup kita.
Pada kapal-kapal modern dengan awak kapalnya yang multi nasional menghadirkan suatu situasi dimana kesulitan dan masalah akan menambah pertentangan, sedangkan kapal harus beroperasi dengan sekelompok manusia yang berlatar belakang budaya yang berbeda dengan tingkat kemungkinan yang tinggi akan masalah komunikasi (bahasa). Harus diingat bahwa semua manusia yang dipekerjakan tidak satupun mempunyai sifat sama yang diinginkan, pasti ada bedanya. Apabila berurusan dengan personel, seluruh orang harus dipertimbangkan dan usaha untuk mengembangkan manusia yang lebih baik dilaksanakan melalui pertumbuhan (growth) dan pemenuhan (fulfil ment) motivasi harus dirangsang dengan menunjukkan bagaimana dengan mengikuti kursus yang khusus dengan beberapa peragaan, rasa pemenuhan dapat ditingkatkan.
Faktor-faktor yang menyebabkan konflik antara lain :
     a. Aspek Organisasi
Kurangnya tenaga kerja, Perubahan-perubahan organisasi perasaan kurang aman dari segi keamanan dan keselamatan kerja, tidak adanya standar pekerjaan, pembinaan karir yang kurang lancar, diskriminasi dipekerjaan, tujuan perusahaan yang kurang jelas, problema mengenai peralatan dan instrumen antar bagian.
       b. Aspek Manajerial
Delegasi wewenang yang tidak cukup, loyalitas yang tidak utuh, manajemen yang kurang pakar, sentralisasi power yang terus menerus.
c.   Aspek Behauvior
Biasanya behauvior mencermin-kan dua kategori di atas. Secara khusus disebabkan pula tentang kurangnya komunikasi, tentang bagaimana informasi yang tidak disampaikan, tidak disebarkan atau justru ditutupi dan tentang kurangnya kepercayaan di dalam organisasi.
d.  Lain-lain 
Konflik disebabkan karena organisasi yang kompleks, adanya pertentangan antara task melawan process, dan perbedaan- perbedaan di dalam nilai, belief atau objektif.
Adanya konflik didalam organisasi, perlu segera mendapatkan penyelesaian.
Ada 3 metode penyelesaian konflik yang sering digunakan yaitu :
a. Dominasi dan penekanan
Ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
1)  Kekerasan, yang bersifat penekanan otokratif
2)  Penenangan, merupakan cara yang lebih diplomatis
3)  Penghindaran, menghindar untuk mengambil posisi yang tegas
4)  Aturan mayoritas, mencoba untuk menyelesaikan konflik antara kelompok dengan melakukan pemungutan suara melalui prosedur yang adil.
b.  Kompromi
Melalui kompromi mencoba menyelesaikan konflik dengan pencarian jalan
tengah yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang bersangkutan.
c.   Pemecahan masalah integratif
Konflik antar kelompok diubah menjadi situasi pemecahan masalah bersama yang dapat diselesaikan melalui teknik-teknik pemecahan masalah.

6. HUBUNGAN SOSIAL DI KAPAL

a.  Manajemen Perkapalan
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, penyerahan dan pengawasan usaha- usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen dapat di definisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, mengiterprestasi dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi -fungsi perencanaan, pengorgani-sasian, penyusunan personalia atau kepegawaian, penyerahan dan kepemimpinan dan pengawasan. Manajemen dibutuhkan untuk semua organisasi baik manajemen di darat maupun di kapal karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit.
Ada 3 alasan utama diperlukannya manajemen :
1) Untuk Mencapai Tujuan
2)Untuk       Menjaga          Keseimbangan            Diantara          Tujuan-Tujuan             Yang    Saling Bertentangan
3)  Untuk Mencapai Efisiensi Dan Efektifitas
Manajemen perkapalan berbeda dengan manajemen industri di darat dalam beberapa hal yang lebih penting adalah :
1)    Perusahaan perkapalan terdiri dari sejumlah unit-unit industri kecil yang bergerak (mobile) yaitu kapal, dimana pada waktu tertentu menyebar mengikuti jarak jauh seluruh dunia dibandingkan dengan industri di darat yang beroperasi di tempat yang tetap.
2)    Selama dalam pelayaran kapal dapat mengalami perubahan cuaca yang drastis dan dapat mengganggu pekerjaan baik fisik maupun mental termasuk kapal dan muatannya.
3)    Kapal beroperasi di lingkungan yang tidak ramah dan harus menyelesaikan
dengan baik pada kondisi cuaca yang ekstrim.
4)    Selama di kapal pekerjanya selalu dihadapkan resiko bahaya baik pada waktu dinas maupun di luar dinas, sebagai contoh pada waktu ada bahaya kebakaran, tenggelam, kandas dll.
Kapal beroperasi selama 24 jam tiap hari, awak kapalnya (crew) disusun dengan sistim pergantian (shiff) jaga. Mereka harus diatur untuk mengoperasikan kapal dengan efektif dan aman, terutama :
1)  Jaga laut dan jaga pelabuhan
2)  Penanganan muatan
3)  Perawatan kapal dan perlengkapan
4)  Tugas-tugas pada saat tiba dan berangkat. Tugas-tugas pada saat berlabuh
5) Tugas-tugas Safety : Fire Patrol, Fire fighting, Penyelamatan diri.



















D.         Referensi
Setiono bambang,dkk.2008. Nautika kapal penangkap ikan.Direktorat Jenderal pembinaan SMK


Tidak ada komentar:

Posting Komentar